@hari18 dari #30hari menulis bebas
GELUD
Kalau ngomongin GELUD di depan istri, ibu-nya anak-anak, pasti aku salah. Bagi wanita memang zaman now tidak diperlukan perkelahian lagi. Ini sama seperti tawaran Kaoru Kamiya kepada Himura Kenshin, “Kamu tidak mau mencari penerus Hiten Mitsurugi?”
Kalau temen-temen belum tahu, gaya Hiten Mitsurugi hanya diturunkan satu guru ke satu murid. Jika guru wafat, maka murid tadi menjadi guru, kemudian harus menurunkan ke satu murid.
Yak, ini mirip terminologi hadist ahad. Hadist yang disampaikan Rasulullah kepada satu sahabat. Dari sahabat itu, ke sahabat lain. Keren ya orang Jepang kalau bikin cerita, sok ngide dari pakar hadist. Ngoahaha.
Namun jawab Kenshin (eh, ini pakai shod ya? gaya amat nih Nobuhiro Watsuki), “Di Era modern ini, Hiten Mitsurugi sudah tidak dibutuhkan.”
Padahal abis itu musuhya makin dark. Konon ini sedang dibuat lanjutan series-nya. Dengan musuh yang lebih ganas.
Akhirnya
Tapi aku tidak setuju. Di rumah kalau sama anak laki-laki ya perang-perangan. Simulasi gelud. Kutampar beneran, biar kuat. Aku paling sering ngomong, “luka yang tidak membuatmu mati, brarti membuatmu kuat.”
Dan ternyata bermanfaat. Yang namanya anak, g mungkin lah hidup di sekolah damai-damai aja, tanpa konflik. Pasti ada perkelahian. Makanya aku sering tanya juga, “tadi di Sekolah gelud g le?”
Yang nanya, “tadi di Sekolah belajar apa?” kan ibu-nya… Aku tuh cuma melengkapi pertanyaan. Haha
Dan akhirnya, pertanyaanku yang biasa dijawab, “enggak bi…” kali ini dijawab, “iya bi, tadi tu aku dah mencoba sabar,” kata Ibrahim.
“Bagus,” kataku. Namun dalam hati tetap berharap adegan selanjutnnya lebih ber-adrealin. Haha
“Tapi karena aku merasa belajarku tergannggu, ya akhirnnya dia kuhajar.”
“Kamu apakan le?”
“Rambutnya kupegang, kepalanya kubenturkan ke meja.”
Huft… aku menarik nafas panjang…
Aku khawatir besok dipanggil ke sekolah. Bapak-Ibunya marah-marah, anakku disetrap seminggu g boleh masuk. Daripada pikiran kemana-mana, aku konformasi dulu ke Ibrahim.
“Le..”
“Ya bi..”
“Temenmu masih hidup kan?”
Ngoahaha.