Catatan Ramadhan 002
dari mastatag, Youtuber naik daun, tapi daun kelor.

Tulisan ini adalah part 2 dari Mencari Ampunan di Bulan Penuh Ampunan. Rame nggak rame, teuteup saya lanjutin. Hehe.

Ya gimana lagi, sebenarnya saya ini pinter nulis lho. Astaga memuji jari sendiri. Pengen banget ikutan antologi cerpen kayak mantan. *slap. 🤐

Nah dahulu kala, setiap saya dikasih kesempatan bicara, saya sering bicara materi ini. Judul ini bukan sekedar pepatah. Saya yakin yang bikin pepatah ini, selain ahli bahasa, juga ahli agama.

Saya bawa materi ini karena sedih tidak mengetahuinya sejak awal. Dan saya fikir: banyak yang belum paham arti sesungguhnya pepatah ini: Dilarang Kencing Berdiri!

Berarti waktu itu, Sholat saya tidak diterima kalau masih ada najis nempel/ nyantol. Dan kalau wafat dalam periode itu, sudah pasti saya kena azab/ siksa kubur. #ngeriii

Bab Kencing ini masuk Bab Taharah atau Bersuci. Bagaimana cara kita bersuci ketika kentut, BAK, dan BAB insya Allah kita sudah tahu semua.

Yang terlewat adalah bagaimana cara BAK dan BAB yang benar. Nah, biar teman-teman yakin dengan pepatah ini, berikut kutipan hadistnya saya copas dari web tebuireng online:

DALIL Larangan Kencing Berdiri

Hannad bin As-Sari telah mengabarkan kepada kami, dari Waki’ dari Al-A’masy, ia berkata, aku mendengar Mujahid menceritakan (hadis) dari Thawus dari Ibnu Abbas, ia berkata, Rasulullah saw. pernah melewati dua kuburan, lalu beliau bersabda, “Sesungguhnya kedua penghuni kubur ini disiksa, namun bukan karena dosa besar. Orang yang ini, dulu tidak membersihkan air kencingnya (dengan tuntas). Sementara orang yang ini, disiksa karena selalu mengadu domba.”

Kemudian beliau meminta sepotong pelepah kurma yang masih basah. Beliau membelahnya menjadi dua dan menancapkannya di atas kuburan yang ini satu, dan di atas kuburan yang ini satu. Kemudian beliau bersabda, “Semoga (kedua pelepah kurma yang basah itu) dapat meringankan azab keduanya selagi belum kering.”

Manshur berbeda periwayatnya.Ia meriwayatkan dari Mujahid dari Ibnu Abbas dan ia tidak menyebutkan Thawus.

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang kencing dengan berdiri.”(HR. Baihaqi).

Semoga tulisan ini bermanfaat. Dan semoga masih ada part 3 karena temen-temen belum comment: apa amalan baru/ rutinitas setelah ramadhan nanti? –Sebagai bukti bahwa dosa kita di-ampuni.

– – –

Notes: Mastatag Digital Service on Ramadhan

Sewa dan Upgrade ZOOM kini bisa sekaligus mendirikan masjid karena 5% dari harga akan di-wakaf-kan ke para pendiri masjid dot id.

Berlaku juga untuk pembelian lisensi Windows 10 dan 11 serta Office 2021 dan 365.

– – –

Bonus: Video Bahas Buku Karya Mantan.