@hari11 dari #30hari menulis bebas
Aku sudah tak marah
Walau masih teringat
Semua yang terjadi kemarin
Jadikan aku yang hari ini
Lirik idgitaf (Satu-satu) bagian Reff.
Melalui video clip-nya, lagu ini menceritakan anak yang di bully. Tidak ada pembalasan, tentu saja. Sebab jika ada video clip seperti itu bunda Elly Risman akan protes. G tahu kalau kek Seto, ye kan. Haha.

Tidak ada aduan juga, hanya marah yang dipendam. Marah itulah yang mungkin dikumpulkan oleh composer untuk digubah menjadi lagu. Dia sudah tak marah, karena lemah, mungkin.
Lagu dan video clip lagu Satu-satu dari idgitaf ini tidak mengikuti kaidah bunda Elly Risman, dan tentu saja tidak Islami. Walau mewakili sebagian besar korban bully. Menjadikannya didendangkan terus karena terasa relate. Padahal sudah terjadi ber-abad-abad lalu.

Bulliying harus diselesaikan.
Bulliying harus diselesaikan. Oleh korban. Coba googling bagaimana tips dari bunda Elly Risman untuk mengatasi bulliying. Sangat aplikatif.
Bagi yang sudah lama mengalami, tapi masih punya dendam, tak bisa melupakan, dll. Nih saya kisahkan kembali, orang yang dijamin masuk syurga karena selalu memaafkan kesalahan/ kekhilafan orang lain kepadanya.
Jangan dikira zaman Nabi tidak ada bulliying, istilahnya saja yang berubah. Istilah-istilah masa kini hanya dibikin smooth. Karena memang sebenarnya bebannya/ kekejamannya tidak seberat zaman dahulu.
Coba para korban bulliying, jawab, berat mana deritamu dengan derita Bilal bin Rabah? Pernah hartamu dirampas seperti ‘Abdurrahman ibn ‘Awf? Pernah kamu ditimpa kotoran dan jeroan unta ketika kamu sholat/ belajar/ makan/ dll?

Dijamin Masuk Syurga kareeena…
Belum kan? Makanya jangan lemah-lemah amat jadi manusia. Nih kisahnya:
Suatu ketika, seusai mengerjakan salat berjamaah bersama para sahabat, Rasulullah saw berkata, “sebentar lagi akan datang seseorang yang akan dijamin masuk surga oleh Allah swt”
Tidak lama datang seorang pria yang kemudian masuk ke masjid, mengerjakan salat dan langsung berlalu ketika dia selesai melakukannya.
Esok harinya, Rasulullah juga berujar hal yang sama, dan kemudian muncul seorang pria yang sama. Kejadian ini berulang sampai 3 kali berturut-turut.
Peristiwa ini mengundang rasa penasaran Abdullah bin Amr, yang kemudian mendatangi rumah pria yang dikatakan telah dijamin masuk surga tersebut. Lalu ia mengetuk rumah pria tersebut dan saat sudah dibuka Abdullah bin Amr berkata saat itu ia sedang ada sedikit masalah dengan ayahnya dan berjanji tidak ingin menemui ayahnya sampai 3 hari ke depan dan ia meminta izin untuk menginap di rumah pria tersebut selama 3 hari. Pria tersebut mengizinkan Abdullah bin Amr untuk menginap di rumahnya.
Selama 3 hari Abdullah bin Amr memerhatikan setiap perbuatan pria tersebut. Beliau tidak menemukan satu ibadah istimewa yang dilakukan pria tersebut. Bahkan salat malam saja pria tersebut jarang melakukan. Ia hanya menemukan pria tersebut kerap berzikir ketika hendak menjelang tidur.
Selesai menginap selama 3 hari, Abdullah bin Amr berpamitan. Sebelumnya ia menceritakan maksud kedatangannya. Ia juga menjelaskan sebetulnya tidak sedang bertengkar dengan ayahnya. Ia hanya penasaran kenapa Rasulullah selalu mengatakan bahwa pria tersebut mendapat jaminan masuk surga oleh Allah swt. Maka ia bermaksud untuk mengetahui adakah ibadah khusus yang dilakukan oleh pria tersebut.
Dengan segala kerendahan hati pria tersebut kemudian berkata, “Aku memang tidak punya amalan khusus, hanya saja aku selalu berusaha memaafkan mereka yang menyakitiku baik sengaja maupun tidak sengaja serta menghilangkan rasa benci, iri dan dengki kepada semua orang.”
Abdullah bin Amr pun tersenyum lalu beranjak pulang setelahnya. (Dicopas dari Cerita Santri yang diposting di Kumparan).

Bully? Maafkan, Lupakan.
Memaafkan tanpa melupakan, itu tidak tuntas. Sudahlah. Maafkan, Lupakan. Insya Allah kita masuk syurga sama-sama.
Nonton Netflix dulu biar selow. Call me untuk langganan.